PAGI DI CANDI RORO JONGGRANG
15 Januari 2012

Minggu yang teramat pagi, embun masih menetes dan sejuknya udara pagi mengantarkan perjalananku menuju tempat melegenda “Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso”. Pagi yang sepi kami telah sampai di spot pertama. Masih terdengar suara ayam berkokok. Kami mulai mengerjakan apa yang harus kami kerjakan sesuai dengan job description. Sang surya mulai menampakkan wajahnya. Kami berteduh di bawah rindangnya pohon lantas bercerita panjang tentang misi kedepan. Banyak sekali yang dapat aku tangkap disini. Aku juga los bercerita hingga aku tak kuasa membendung air mata, sepenggal hari aku lalui bersama . Banyak cerita yang memotivasi aku. Mendorong aku untuk maju. Aku mulai bangkit dan aku berjanji aku pasti bisa.
Dari kejauhan aku melihat orang-orang yang tak asing lagi bagi kami. Ya, mereka adalah teman-temanku yang sebagian memang aku undang untuk membantu proyek documenter ini. Dan sebagian lagi, mereka terkejut mengapa ada aku dan dia di tempat sama dan selalu bersama. Biarkan ini rahasia. Aku dengan sifatku yang cuek tak pernah sekalipun berpikir tentang apa yang mereka pikirkan, tapi pada dasarnya aku tau jika mereka tengah heboh membicarakan aku.
Matahari mulai terik, aku harus pergi. Waktu makan siang juga mulai menjelang. Kami melanjutkan perjalanan menuju restoran terdekat. Sial…! Resto pertama belum buka rupanya. Yaah… makan siang tertunda nih. Di arah selatan candi ada spot wisata yang pernah booming beberapa tahun lalu. Aku mengajaknya untuk mampir sejenak. Terus melaju lewat jalan tikus tapi sialnya aku lupa jalan. Hehehe..jadilah kami tersesat diantara sawah-sawah, kebun bahkan hampir masuk kali. Wkwkwk kalau inget cuma ngakak deh. Dari arah kejauhan terlihat bangunan putih berbentuk dome.


Dan akhirnya kami menemukan apa yang kami cari. Karena siang ini teramat panas maka kami beristirahat di warung milik warga, juga mampir untuk melihat-lihat. Sang pemilik (nenek paruh baya) begitu hangat menyambut kedatangan kami bahkan beliau mempersilakan kami masuk. Asyik ya..adzan dzuhur berkumandang, dan kami harus menyembah Sang Khalik. Kami jamaah sholat dzuhur di mushola terdekat.
30menit cukup lah untuk melepas dahaga sejenak. Dan kami terus berkendara menuju area berikutnya.

Bukit di timur kota Jogja. Suasana romantic menambah kesan tambah asyik. Sembari minum kelapa muda kami mulai bercerita. Kami terkepung awan mendung. Nampaknya hujan akan turun. Tak bisa berlama-lama disini. Kami pergi dan……hujan benar-benar mengejar kami. Hmmm kami harus berhujan-hujanan deh! Hingga sampai di jalan datar hujan mulai reda dan kami berhenti untuk makan siang dengan menu sate kambing. Hujan masih turun diluar sana. Kami sekalian berteduh disisi, menunggu hujan reda dan kembali ke rumah.
Komentar
Posting Komentar