PLAOSAN SI CANDI KEMBARNYA JOGJA
Belajar
candi lagi. Yup, dah ditunggu tuh. Berangkat dari rumah jam 4 sore karna tadi
sempat hujan bentar. Tak jauh dari candi Hindu tercantik di dunia, aku menuju
candi-candi lain yang sama menariknya. Melaju ke utara sejauh 1 km, akan ada
Candi Plaosan, sebuah candi yang dibangun oleh Rakai Pikatan untuk permaisurinya,
Pramudyawardani. Terletak di Dusun Bugisan Kecamatan Prambanan, arsitektur
candi ini merupakan perpaduan Hindu dan Budha.
Kompleks
Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan
Kidul. Kedua candi itu memiliki teras berbentuk segi empat yang dikelilingi
oleh dinding, tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat serta stupa di sisi
lainnya. Karena kesamaan itu, maka kenampakan Candi Plaosan Lor dan Kidul
hampir serupa jika dilihat dari jauh sehingga sampai sekarang Candi Plaosan
juga sering disebut candi kembar.
Menurut
sumber internet bangunan Candi Plaosan Lor memiliki halaman tengah yang
dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk di sebelah barat. Pada bagian
tengah halaman itu terdapat pendopo berukuran 21,62 m x 19 m. Pada bagian timur
pendopo terdapat 3 buah altar, yaitu altar utara, timur dan selatan. Gambaran
Amitbha, Ratnasambhava, Vairochana, dan Aksobya terdapat di altar timur. Stupa
Samantabadhara dan figur Ksitigarbha ada di altar utara, sementara gambaran
Manjusri terdapat di altar barat.
Candi
Plaosan Kidul juga memiliki pendopo di bagian tengah yang dikelilingi 8 candi
kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat dan tiap-tiap tingkat terdiri dari 4
candi. Ada pula gambaran Tathagata Amitbha, Vajrapani dengan atribut vajra pada
utpala serta Prajnaparamita yang dianggap sebagai "ibu dari semua
Budha". Beberapa gambar lain masih bisa dijumpai namun tidak pada tempat
yang asli. Figur Manujri yang menurut seorang ilmuwan Belanda bernama Krom
cukup signifikan juga bisa dijumpai.
Bagian
Bas relief candi ini memiliki gambaran unik pria dan wanita. Terdapat seorang
pria yang digambarkan tengah duduk bersila dengan tangan menyembah serta figur
pria dengan tangan vara mudra dan vas di kaki yang dikelilingi enam pria yang
lebih kecil. Seorang wanita ada yang digambarkan sedang berdiri dengan tangan
vara mudra, sementara di sekelilingnya terdapat buku, pallet dan vas. Krom
berpendapat bahwa figur pria wanita itu adalah gambaran patron supporter dari
dua wihara.
Seluruh
kompleks Candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Stupa
perwara bisa dilihat di semua sisi candi utama, demikian pula candi perwara
yang ukurannya lebih kecil. Bila berjalan ke bagian utara, melihat bangunan
terbuka yang disebut Mandapa. Dua buah prasati juga bisa ditemui, yaitu
prasasti yang di atas keping emas di sebelah utara candi utama dan prasasti
yang ditulis di atas batu di Candi Perwara baris pertama.
Salah
satu kekhasan Candi Plaosan adalah permukaan teras yang halus. Krom berpendapat
teras candi ini berbeda dengan teras candi lain yang dibangun di masa yang
sama. Menurutnya, hal itu terkait dengan fungsi candi kala itu yang diduga
untuk menyimpan teks-teks kanonik milik para pendeta Budha. Dugaan lain yang
berasal dari para ilmuwan Belanda, jika jumlah pendeta di wilayah itu sedikit
maka mungkin teras itu digunakan sebagai sebuah wihara (tempat ibadah umat
Budha).
Jika
melihat sekeliling candi, sebenarnya merupakan kompleks candi yang luas. Hal
itu dapat dilihat dari adanya pagar keliling sepanjang 460 m dari utara ke
selatan serta 290 m dari barat ke timur, juga interior pagar yang terdiri atas
parit sepanjang 440 m dari utara ke selatan dan 270 m dari barat ke timur.
Parit yang menyusun bagian interior pagar itu bisa dilihat dengan berjalan ke
arah timur melewati sisi tengah bangunan bersejarah ini.
Rencananya sih aku kesini mau lihat sunset tapi sayang cuaca agak
tidak bersahabat, sedikit tertutup kabut. Yasudah setidaknya hari ini aku dapet
banyak materi baru tentang percandian. Rasanya gak pernah bosen belajar tentang
percandian. Mengingat banyak banget candi yang ada di sekitar prambanan ini,
aku harus explore satu-satu dan butuh waktu yang intensif. Serasa kayak
peneliti aja deh :D
Fajar mulai tenggelam dan aku melanjutkan afternoon fieldtripku
ini. Menuju arah selatan. Tepatnya ke arah Sojiwan. Sudah berkali-kali aku
ditunjukkan candi Sojiwan tapi tetep aja aku belum lihat. Maklum mata ayam jadi
kalo dah mulai malem rabun deh. Sampe kalimat ini beberapa kali diulang “udah
keliatan belum?” aku hanya nyengir dan menjawab malu “belum”. Setelah sampe
didepan mata baru deh aku bisa liat. Duh malu aku, ternyata yang tampak seperti
bayangan hitam tadi candi sojiwan to. Lain waktu aku bakal kesini lagi deh buat
mastiin ada apa di Sojiwan. Bye sojiwan, tunggu aku kembali ya.
Tiket masuk : Rp 5.000
Saran : jangan lupa kunjungi juga candi plaosan kidul untuk melihat kesamaan kedua candi ini
Akses jalan : bagus
Tiket masuk : Rp 5.000
Saran : jangan lupa kunjungi juga candi plaosan kidul untuk melihat kesamaan kedua candi ini
Akses jalan : bagus
Komentar
Posting Komentar