MUSIM GUGUR DAN GUGURAN KENANGAN


Semilir angin berhembus bercampur dingin, rasanya begitu menusuk. Menyapa ujung-ujung rambut dan menembus pori-pori. Hembusan angin itu mampu membuat gelombang ombak kecil di danau akan. Burung-burung yang biasanya bermain di tepian danau entah pergi kemana. 
Kaki ini mengayunkan langkahnya menilik keadaan sekitar Akan. Daun-daun yang tadinya berwarna hijau mulai menguning mereka melambai-lambai menyapaku. Mataku tertuju pada gerombolan daun yang memancarkan semburat warna merah, aku mendekat dan ku identifikasi pohon apa itu.
Momiji, adalah pohon khas musim gugur. Daunnya akan memerah cantik ketika musim ini tiba. Batangnya berkayu dengan tekstur agak kasar, daunnya rimbun menjari. Mulai menjatuhkan daunnya satu persatu hingga membuat halaman tampak berserakan. 



Secepat inikah musim berganti? Guguran kenangan beterbangan terbawa angin. Tak ku sangka sudah dua bulan aku dan kalian tinggal di tepian danau akan. 
Suka duka canda tawa kita jalani bersama. Kenangan itu tak akan hilang meski esok kita akan terpisah kawan. Asahikawa menjadi tujuan kalian dan Tokyo adalah tujuanku, bersama kita menuntut ilmu. Aku tau perpisahan ini akan menjadi awal yang lebih baik. Sampai jumpa kembali dibulan sebelas. Akan selalu kutitipkan salam rinduku pada angin malam yang berhembus. 




Akan seperti tak rela melepas kita, malam terakhir ini bintang-bintang bertaburan. Hawanya juga tak begitu dingin, kita kumpul di halaman hotel akankoso, menunggu surprice terakhir. Orang-orang juga mulai memenuhi halaman hotel, katanya bakalan ada sesuatu di Akan.
Kepulan asap terlihat jelas dari tsuruga hotel, tak lama setelah itu langit Akan berwarna-warni, malam terakhir di Akan dengan pesta hanabi,  mengesankan. 

Komentar

Postingan Populer