YASUMI, SURPRICE AKHIR BULAN
Ada yang special dari yasumi kali
ini, kita bakal diajak jalan-jalan keluar Akan sama Doi-san. Setelah
terpecahnya kresek misterius malam itu, pagi harinya kita ditunggu jam 9 pagi
di Gozensui hotel. Dengan langkah penuh semangat kita berlima mendatangi
Gozensui. Receptionist segera memanggil Doi-san ketika dia melihat kelima anak
muda tengah memasuki lobby hotel.
Doi mendatangi kita dan tanpa
basa-basi kita langsung naik mobil dan meluncur. Kita berlima gak ada yang tau
kita bakal dibawa kemana yang jelas kita kemarim minta dianter ke Kushiro.
Selama di mobil kita berlima selalu bercanda, ada yang nyeletup, “Ini mah gak
beda sama Gunung Kidul.” , “Jalan mau ke Baron ,broh!”. Ya emang bener juga sih
apa kata mereka karna jalannya naik turun gitu, kanan kirinya penuh pohon. Yang
bikin seneng tuh jalanannya sepi dan satu lagi, bersih banget.
Dari kejauhan terlihat 2 gunung yang berdiri
berhadapan. Doi-san meminggirkan mobilnya dan mengajak kami take a picture.
Sambil dia jelasin, yang satu di depan kita ini namanya Oakan Mount, yang bawahnya
ada Akan Lake, nah yang pucuknya putih itu namanya Meakan. Warna putihnya
dihasilkan dari karts. Oakan dan meakan ini digambarkan sebagai laki-laki dan
perempuan. Oakan , laki-laki dan Meakan perempuan. Keduanya berdampingan dan
hingga kini masih aktif.
Perjalanan masih berlanjut. Masih
saja naik turun gunung, jalan berkelok dan masuk trowongan. The next destination is a Lake. Haduh
lagi-lagi danau. Bosen juga nih setiap hari litany Cuma danau. Mobil berhenti
di depan gedung yang kalo dilihat Nampak seperti depato, setelah parker mobil, Doi-san ngajak naik , aku benar-benar
takjub dan rasanya ingin ku tarik omonganku tadi saat aku bilang bosen liat
danau.
Danau ini namanya Mashu. Kita bisa liat dari atas bukit. Seperti
Kelimutu, hanya saja warnanya cuma hijau kebiruan. Aaaaa Sugoi.
Sebelum perjalanan dilanjutkan,
Doi-san menyuruh kita buat milih minuman. Done
and let’s go! Perjalanan selanjutnya memakan waktu yang agak lama, sekitar
45 menit dari spot tadi. Mataku
tertuju pada gunung yang berselimut lapisan putih itu. Aku ingin mengambil
wajahnya tapi mobil terus saja melaju. Ku sadari ternyata makin lama kita makin
dekat dan akhirnya kita berhenti di tempat itu. Berasa di Dieng.
Kawah-kawah
dan kepulan asap berbau belerang ada dimana-mana. Kita berlima berlarian
mendekati bibir kawah. Tapi bau yang sangat menyengat membuatku mengundurkan
diri dan lebih memilih mengambil foto dari kejauhan. Doi-san memanggil kita dan
ngasih bingkisan. Isinya telur rebus yang katanya tadi direbus di onsen (sumber
air panas).
Nemu cara unik buka telur nih. Kalo
kita biasa buka telur dengan cara diketuk-ketuk terus dibuka manual nah disini
habis diketuk-ketuk, kulit telurnya dibalut plester dan dibuka perlahan. Alhasil
cara ini bisa menghemat waktu. Emmmm nyami , telurnya enak! Gurih , kenyal, dan
bikin pengen makan lagi.
Selesai makan telur, perjalanan
masih berlanjut. Doi-san bilang, kita bakal ke danau lagi. No coment ah, danaunya pasti punya keistimewaan. Di tengah perjalanan kita mulai diam dan
bahkan ketiduran. Doi-san berhenti di depan sevel dan dia bawa seplastik es
krim buat kita. Akibatnya kita yang udah lowbat jadi on lagi. Bersantai menikmati
perjalanan akhir bulan ini, tak terasa kita udah sampai area parkir. Doi-san
membekali kita berlima dengan face towl
warna kuning. Buat apa ini? Disepanjang bibir danau banyak orang bermain pasir.
Menggali , membuat istana, atau bahkan duduk sambil bersantai. Ada juga yang
camping. Oh ternyata face towl nya
dipake buat bersihin kaki selesai mainan air nanti.
Satu yang unik, air beda
rasa. Maksudnya? Gini gini gini, kalo kita nyemplungin
kaki ke danau maka akan terasa dingin airnya tapi jika kita menggali pasir di
bibir danau, akan keluar air dan airnya terasa panas. Tapi sayang, aku lupa nama tempat ini. Gomen ne! selesai mainan air, kita mampir ke toko souvenir dekat
danau. Godaan datang menghantuiku. Apalagi kalo bukan sale. Biasa cewek, pasti tergoda kalo liat baju bagus diskonan.
Sekarang waktunya lunch time! Tapi harus nempuh waktu satu setengah jam lagi. Karna kita
bakal lunch di Kushiro. Tampaknya kita udah mulai lelah. Dan Doi-san tau banget
apa yang harus dilakukan supaya kita on lagi. Es krim! Jadi obat mujarab yang
bikin kita melek dan semangat. Kushiro Shi, we’re
coming. Akhirnya kita bisa liat kota juga, setelah sebulan lamanya mengeram
di Akan.
Tempat makan kita kali ini adalah Five Star Restaurant, yang nyediain Chinese,
American, Japanese and Korean Food. Makan sepuasnya sampe perut gak muat juga
boleh. Makanan disini tumpeh-tumpeh broh.
Perut kenyang, let’s shopping. Saat yang paling kita tunggu. Doi-san memang
selalu tau apa yang aku mau. Dia menemani aku ke outlet baju cewek, dan dengan
sabar dia nunggu aku milih. Bahkan bantuin pilih baju juga. Gomen ya teman-teman , ya gini rasanya
jalan bareng cewek ke mall. Usai beli baju kita lanjut ke lantai dasar. Daiso
adalah salah satu uriba yang menjual
segala macam barang seharga 10ribuan atau sering disebut hyaku en. Saatnya berburu.
Kulihat teman-temanku sudah
menenteng tas penuh dengan belanjaan. Itu tandanya kita akan segera pulang. Sebelum
balik ke Akan, kita mampir ke Kushiro Public University buat jemput teman kami.
Itu dia orangnya. Cuss , pancal Akan
ko. Karna capek kita ketiduran di jalan. Dan begitu aku bangun, kita udah ada
di depan kafe es krim. Doi-saan emang bener-bener ngerti gimana bikin kita on. Es
krim paling enak karna dibuat dari susu sapi asli. Seharian berlibur diantar
atasan itu rasanya emang sesuatu ya.
Komentar
Posting Komentar