Duta Wisata Bantul : Membangun kerjasama tim lewat outbond



Masih terekam jelas dalam memoriku “By The Time” dalam secarik kertas selebaran yang dibagikan ketika technical meeting sore itu. Untuk menghemat waktu, aku berkemas dan mulai berkendara jam 6.30 dengan harapan bisa memenuhi janji itu. Pagi yang cerah mengawali perjalananku ke Desa Wisata Mangunan yang berlokasi tak jauh dari kebun buah Mangunan. Minggu, 17 Mei 2015.
Jalannya sangat mudah diingat, pertigaan sebelum makam Imogiri naik (ambil kanan dari arah barat) ikuti jalan ke kebun buah. Setelah wahyu craft dan sebelum thiwul ayu, ambil kanan , disana sudah ada poster desa wisata mangunan.
Memasuki kampung itu, senyum ramah penduduk lokal menyapa dengan hangat. Aku segera turun dan bertanya dimana Homestay Pak Narjo. Bapak paruh baya itu menunjukkan dengan senyuman. Dan ku lihat sudah banyak dimas diajeng senior yang berkumpul. Tampaknya mereka bermalam disana.
Acara hari ini outbond dalam rangka pemilihan dimas diajeng bantul 2015, medannya lumayan jauh, mengelilingi desa mangunan dan melewati hutan. Outbond ini terbagi dalam 6 pos berhikmah.
Dimulai dari pos pertama, dimana peserta berperan sebagai orang buta, bisu dan lumpuh. si bisu dan si lumpuh berkordinasi untuk mengarahkan orang-orang buta untuk mengambil bendera.
Pos kedua, permainan klasik kertas yang bisa mengelilingi satu tim caranya bebas pokoknya kertas harus tetap bersih dan semua anggota bisa masuk dalam kertas itu. Juga hulahup yang harus berantai masuk dari peserta pertama hingga peserta terakhir.
Pos ketiga, makan kerupuk tapi semua peserta matanya ditutup kecuali pemimpin yang bertugas mengarahkan para peserta agar bisa melewati segala rintangan dan bisa makan kerupuk semuanya.
Pos keempat, memasukkan paku dalam botol. Semua peserta diikat tali dengan di tengahnya ada paku yang harus dimasukkan dalam botol.
Pos kelima, memasukkan bola pingpong dalam gelas dan lalu bola itu harus keluar dari gelas dengan cara diberi air yang diambil dari ember dengan sedotan kecil.
Pos terakhir, mandi di sungan kecil.
Hikmah dari setiap permainan adalah melatih kekompakan dan kerja tim, dimana kita harus patuh terhadap satu komando, harus percaya dengan siapapun yang menjadi pemimpin kita, fokus, teliti, tidak serakah, meluluhkan segala ambisi diri dan keegoisan.
Dalam perjalanan outbond ini kita disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Melihat Bantul dari tempat tinggi , sebut saja “watu lawang” jejeran batu tebing tertinggi di kawasan itu yang menawarkan pemandangan alam nan cantik. Ada juga Mbah Setro pengrajin kayu yang mempresentasikan pembuatan limasan. Desa wisata Mangunan ini terkenal dengan kampung limasan karena banyak rumah limasan disini.
Setelah outbond selesai, dilanjutkan dengan makan bersama. Menyantap kuliner pecel tahu tempe bacem juga kudapan ala ndeso. Ada kacang, pisang rebus, ketela. Disini keakraban terbangun ketika kita melahap semua itu bersama-sama.

Komentar

Postingan Populer